Kemanunggalan TNI-Rakyat Adalah Urat Nadi Sistem Pertahanan Semesta
"Kemanunggalan TNI-Rakyat Adalah Urat Nadi Sistem Pertahanan Semesta" demikian sepenggal kalimat Panglima TNI dalam amanatnya yang dibacakan oleh Inspektur Upacara Danrem 131/Santiago, Joseph Robert Giri, S.I.P., M.Si pada upacara 17san dalam bulan berjalan di Makorem 131/Santiago pagi tadi. Rabu (1719).
Dalam amanatnya Panglima TNI menyampaikan, TNI harus
memelihara dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Persatuan dan kesatuan
merupakan modal utama bangsa Indonesia, mengingat kebhinnekaan yang kita
miliki. Tidak salah bila para pendiri negara ini menetapkan Bhinneka Tunggal
Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia. Para founding
fathers telah menyadarinya sejak awal perjuangan kemerdekaan dan sekarang tanggung jawab kita semua untuk memastikan Bhinneka
Tunggal Ika terjaga.
Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan salah satu hal yang mendasar dalam keberhasilan tugas
pokok adalah sumber daya manusia yang mendukung. Sebagai alat pertahanan
negara, TNI membutuhkan prajurit-prajurit yang profesional. Profesionalisme itu
hanya akan bisa dicapai bila setiap prajurit terdidik dan terlatih dengan baik.
Terdidik dan terlatih untuk melaksanakan setiap tugas yang
menjadi tanggung jawabnya. Terlebih tantangan yang akan kita hadapi di masa
mendatang akan semakin kompleks. Kompleksitas tersebut menuntut TNI memiliki
personel dan satuan yang adaptif. Kita tidak boleh terlena dengan berbagai
kemajuan teknologi dan harus dapat mengeksploitasinya demi kemajuan TNI. TNI
tidak lagi dapat bersikap tertutup. Tertutup dari segala perubahan dan
kemajuan yang ada. Untuk itu setiap komandan satuan bertanggung jawab untuk
meningkatkan kemampuan dan wawasan anggotanya. Saudara-saudara bertanggung
jawab atas apa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh setiap anak buah.
Komandan satuan adalah tumpuan setiap anggota dalam berbagai hal. Oleh karena
itu setiap Dansat harus terlebih dahulu memiliki kemampuan yang tinggi dan
wawasan yang luas agar dapat mengarahkan dengan baik.
Waspadai upaya memecah
belah, radikalisasi, maupun dampak negatif lainnya dari perkembangan
lingkungan yang ada. Nilai-nilai luhur yang menjadi sendi-sendi pengabdian
setiap prajurit TNI tidak boleh berubah. Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan
Delapan Wajib TNI harus mengalir dalam setiap hembusan nafas prajurit dimanapun
berada dan bertugas.
Pelihara dan tingkatkan terus kemanunggalan dengan rakyat. Kemanunggalan TNI
dengan rakyat adalah urat nadi Sistem Pertahanan Semesta. Sadari bahwa TNI
berasal dari rakyat, berjuang bersama-sama rakyat, demi kepentingan
rakyat.
Turut hadir pada upacara tersebut Kasrem 131/Santiago beserta Staf, Para Dan/Kabalak Aju Kodam XIII/Merdeka, Dan/Kabalak Korem 131/Stg serta Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS Korem 131/Santiago dan jajarannya.
Komentar
Posting Komentar