Danrem 131/Stg Beri Kuliah Umum Kepada Ratusan Mahasiswa Unima
TONDANO, Danrem 131/Santiago Kolonel Infanteri Sabar
Simanjuntak S.Ip M.Sc memberikan kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
di ruangan senat Universitas Manado (unima), Rabu 24 Mei 2017, yang dalam sambutan Rektor Unima Prof.Dr Julieta Runtuwene Ms. Dea,
tentunya saya sebagai pimpinan yang ada di Unima sangat berterimakasih
atas kehadiran Danrem 131/Santiago Kolonel Infanteri Sabar Simanjuntak
S.Ip M.Sc dan Kolonel Kav Tri Agus Suwanto sebagai pejabat
pelaksanaan tugas pokok Kemenhan di Sulawesi Utara yang tentunya dalam kuliah kali ini sangat berbeda dengan
kuliah sebelumnya karena kuliah kali ini lngsung di berikan oleh Danrem
131/Santiago yaitu tentang pembinaan Bela Negara dalam bentuk penjelasan
tentang ancama Non Militer.
Sehingga saya berharap agar mahasiswa lebih menanamka rasa cinta tanah air, karena akhir-akhir ini banyak yang ingin memecah bela dengan paham yang bertentangan dengan Pancasila yaitu paham Radikalisme, Intoleran atau pandangan sempit bahkan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, Narkoba, tentu ini semua di tuntut peran aktif dari kita semua lebih khusus mahasiswa untuk bisa memberika suatu peran positif dalam menghadapi akan bahaya ancaman non militer ini, tutup Prof.Dr Juliet Runtuwene Ms. Dea yang juga istri dari Walikota Manado, sementara Kolonel Kav Tri Agus selaku Pejabat Pelaksanaan Tugas pokok Kemenhan di Sulawesi Utara mengatakan, Ancaman Non Militer sangat meningkat seiring perkembangannya ilmu pengetahua dan teknologi.
Oleh karena itu Kemenhan RI semakin intens mensosialisasika kebijakan pertahanan Negara di daerah-daerah untuk meningkatkan pemahaman serta kontribusi masyarakat, lebih lanjut mahasiswa sangat berperan aktif dalam menangkal ancaman non militer tersebut yang salah satunya melalui bagaimana pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam hal Bela Negara, sementara itu dalam kuliah umum, Danrem 131/Santiago Kolonel Infanteri Sabar Simanjuntak S.Ip. M.Sc mengatakan bahwa sangat penting bagi adik-adik mahasiswa untuk selalu mengetahui hal-hal yang terjadi sekarang ini mengenai Ancaman Non Militer dimana bangsa kita saat ini di hadapakan dengan berbagai ancama-ancaman yang ingin memecah bela bangsa kita yaitu untuk memisahkan diri dari Negara Kesatua Republik Indonesia yang kita cintai.
Sebagai sesama anak bangsa khususnya adik-adik mahasiswa untuk selalu menangkal ancaman yang sudah di depan mata untuk berpegang pada pedoman hidup negara kita yaitu Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia karena ancaman non militer pada hakekatnya ancaman yang menggunakan faktor-faktor non militer dinilai memiliki kemampuan yang dapat membahayakan kedaulatan negara, kepribadia bangsa, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa, dimana ancaman non militer terjadi dalam bentuk antara lain; Idiologi, Polotik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Teknologi Informasi, sehingga ancama berdimensi idiologi dari dalam dengan bentuk munculnya berbagai aliran sesat di indonesia, profokasi dari kelompok masyarakat tertentu terhadap kelompok masyarakat lainnya yang mengandung unsur sara sehingga bisa memicu terjadinya proses disintegrasi bangsa maka dar5i itu untuk mengatasi ancaman idiologi tersebut kita berpegang pada pedoman dan falsafah hidup Negara kita yaitu pancasila sebagai dasar negara kita, pungkas Danrem 131/santiago.
Hadir dalam kuliah Danrem 131 Santiago Kolonel Inf Sabar Simanjuntak Sip, Msc, Rektor Unima Prof Dr Juliet Runtuwene, Kolonel Kav Tri Agus, Rektor III Dr siska Kairupan Msi,Dandim 1302/Minahasa Letkol Infanteri Juberth Nikon Purnama S. Th, Pasi Komsos Kapten Inf Jus Ratag, para Dosen dan Mahasiswa dengan jumlah yang hadir 475 orang.
Sehingga saya berharap agar mahasiswa lebih menanamka rasa cinta tanah air, karena akhir-akhir ini banyak yang ingin memecah bela dengan paham yang bertentangan dengan Pancasila yaitu paham Radikalisme, Intoleran atau pandangan sempit bahkan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, Narkoba, tentu ini semua di tuntut peran aktif dari kita semua lebih khusus mahasiswa untuk bisa memberika suatu peran positif dalam menghadapi akan bahaya ancaman non militer ini, tutup Prof.Dr Juliet Runtuwene Ms. Dea yang juga istri dari Walikota Manado, sementara Kolonel Kav Tri Agus selaku Pejabat Pelaksanaan Tugas pokok Kemenhan di Sulawesi Utara mengatakan, Ancaman Non Militer sangat meningkat seiring perkembangannya ilmu pengetahua dan teknologi.
Oleh karena itu Kemenhan RI semakin intens mensosialisasika kebijakan pertahanan Negara di daerah-daerah untuk meningkatkan pemahaman serta kontribusi masyarakat, lebih lanjut mahasiswa sangat berperan aktif dalam menangkal ancaman non militer tersebut yang salah satunya melalui bagaimana pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam hal Bela Negara, sementara itu dalam kuliah umum, Danrem 131/Santiago Kolonel Infanteri Sabar Simanjuntak S.Ip. M.Sc mengatakan bahwa sangat penting bagi adik-adik mahasiswa untuk selalu mengetahui hal-hal yang terjadi sekarang ini mengenai Ancaman Non Militer dimana bangsa kita saat ini di hadapakan dengan berbagai ancama-ancaman yang ingin memecah bela bangsa kita yaitu untuk memisahkan diri dari Negara Kesatua Republik Indonesia yang kita cintai.
Sebagai sesama anak bangsa khususnya adik-adik mahasiswa untuk selalu menangkal ancaman yang sudah di depan mata untuk berpegang pada pedoman hidup negara kita yaitu Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia karena ancaman non militer pada hakekatnya ancaman yang menggunakan faktor-faktor non militer dinilai memiliki kemampuan yang dapat membahayakan kedaulatan negara, kepribadia bangsa, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa, dimana ancaman non militer terjadi dalam bentuk antara lain; Idiologi, Polotik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Teknologi Informasi, sehingga ancama berdimensi idiologi dari dalam dengan bentuk munculnya berbagai aliran sesat di indonesia, profokasi dari kelompok masyarakat tertentu terhadap kelompok masyarakat lainnya yang mengandung unsur sara sehingga bisa memicu terjadinya proses disintegrasi bangsa maka dar5i itu untuk mengatasi ancaman idiologi tersebut kita berpegang pada pedoman dan falsafah hidup Negara kita yaitu pancasila sebagai dasar negara kita, pungkas Danrem 131/santiago.
Hadir dalam kuliah Danrem 131 Santiago Kolonel Inf Sabar Simanjuntak Sip, Msc, Rektor Unima Prof Dr Juliet Runtuwene, Kolonel Kav Tri Agus, Rektor III Dr siska Kairupan Msi,Dandim 1302/Minahasa Letkol Infanteri Juberth Nikon Purnama S. Th, Pasi Komsos Kapten Inf Jus Ratag, para Dosen dan Mahasiswa dengan jumlah yang hadir 475 orang.
Komentar
Posting Komentar