BENTUK KEARIFAN LOKAL SATGAS YONIF RAIDER 712/WT MENGIKUTI ACARA TRADISI PANEN MADU

Raider,”Siap Melayani dengan Hati” Selasa (24/04/17), Anggota Pos Fatubesi Sektor Timur menghadiri Acara Adat Panen Madu di Gunung Beres Dusun Lookeu Desa Takirin Kec.Tasifeto Timur Kab.Belu.Turut hadir Ketua Adat sekaligus Kepala Dusun Lookeu Bpk.Felix Mauk,Ketua RW Dusun Fatubesi Bapak Hendrikus Laka serta beberapa pemangku adat daerah setempat. Menurut Kepala Dusun Lookeu Bapak Felix Mauk, acara tersebut hanya sekali dalam setahun diadakan tepatnya bulan 4 atau tergantung dari sarang lebah yg sudah terkumpul banyak di suatu pohon.Danpos Fatubesi Sertu Hendra Gunawan menambahkan baru pertama kali melihat sarang lebah sekitar 50-60 sarang di satu pohon.Acara inti dari kegiatan adat tersebut adalah Bpk.Felix Mauk memanjat satu pohon yg di penuhi sarang lebah dan memetik satu persatu keping keping rumah madu dan diturunkan kemudian langsung di konsumsi oleh 3 orang pertama.Salah satunya adalah Danpos Fatubesi.” Baru kali ini mencicipi kepingan rumah lebah dan rasanya LUAR BIASA natural.” pungkas Danpos Fatubesi Sertu Hendra Gunawan.
Pada kesempatan tersebut Komandan Pos Fatubesi Sertu Hendra Gunawan sempat berbincang-bincang dengan Ketua RW Dusun Fatubesi Bpk.Hendrikus Laka tentang harga madu di pasar dan ternyata dalam jerigen 5 liter madu asli di hargai Rp.200 Ribu berarti harga dari setiap liternya Rp. 40.000.
Panen ini akan berlangsung hingga akhir bulan Juni mendatang tergantung dari persediaan yang ada karena menurut sebagian warga yang sempat berbincang bincang dengan Danpos Fatubesi,tahun lalu hasilnya sedikit berkurang dikarenakan adanya orang-orang yang tidak bertanggung jawab mencuri sarang lebah sebelum kami panen. Danpos Fatubesi bersama beberapa perangkat desa sepakat melaksanakan kerja sama pada musim panen ini akan melaksanakan patroli bersama di sekitar daerah sarang lebah. Pos Fatubesi SIAP turun ke lapangan melayani keamanan masyarakat setulus hati.
Sertu Hendra Gunawan mengatakan, panen madu tahunan ini tidak hanya penting untuk keberlanjutan tradisi leluhur. Tradisi panen madu ini juga sekaligus membuktikan, kearifan lokal merupakan kontributor penting bagi keberlangsungan harmoni sosial, mata pencaharian dan pelestarian cagar alam seperti yang dicanangkan pemerintah.
Selain itu hal ini bertujuan untuk mengembangkan produksi dan pemasaran hasil hutan kayu dan non-kayu yang dapat meningkatkan mata pencaharian petani kecil. Sebagai hasil hutan non-kayu, madu memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat pemanen. Dan karena produksi madu bergantung pada lingkungan hutan yang sehat, ada upaya ekstra untuk memastikan perlindungan ekosistem itu tergantung pada kita bukan hanya TNI dan kepemerintahan tetapi kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian alam itu adalah hal yang paling dalam melestarikan lingkungan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dandim 1309 Manado Optimis Potensi Sepak Bola Manado Layak di Bangkitkan

Brigjen TNI Mukhlis Melayat di Rumah Duka Kolonel Almarhum (Purn) Errol Godlief Lumowa

Syukuran HUT ke-58 Korem 131/Santiago Digelar Sederhana, Ini Harapan Brigjen TNI Prince Meyer Putong